Selasa, 07 April 2009

Feature News - Media Cetak

Features


KECOLONGAN HAK PATEN BATIK
Oleh Hanna Wijaya Kusuma


“Kita sudah berjuang mati-matian dengan promosi ke luar negeri supaya batik Indonesia dikenal, dibeli, dan eksis tapi kita malah kecolongan, karena yang mampu membuat hak paten atas batik ternyata Malaysia”, ujar Iwan Tirta.

Kebudayaan memang sangat penting dalam suatu negara. Dengan adanya kebudayaan, suatu negara dapat dinilai eksistensinya antar hubungan masyarakatnya karena suatu budaya dapat terbentuk akibat adanya hubungan yang harmonis antar satu sama lainnya.
Kebudayaan dapat terbentuk karena adanya kreatifitas dalam suatu masyarakat. Karena itulah, kebudayaan yang dimiliki Indonesia patut untuk dipelajari dan dilestarikan bersama agar kebudayaan yang sudah dibangun sejak jaman nenek moyang kita tetap bertahan sampai anak-cucu kita nanti.
Namun, beberapa dari keanekaragaman budaya yang kita miliki tersebut telah diakui juga keberadaannya oleh negara lain. Tidak hanya batik saja yang ingin mereka patenkan tapi seni tari, seni musik, bahkan sampai makanan khas Indonesia, seperti tahu pun ingin mereka akui.
Diperlukan bantuan semua pihak (pemerintah dan masyarakat), terutama diplomasi, untuk memulihkan kepercayaan masyarakat Internasional bahwa batik identik dengan Indonesia dan batik Indonesia mempunyai perbedaan yang jauh dengan batik Malaysia. “ Batik kita penuh dengan falsafah kehidupan”, ungkap Iwan Tirta (71), Minggu malam di acara Jakarta Fashion and Food Festival, Kelapa Gading.


Hanna Wijaya Kusuma
2006.100.173
MC 10-5B

Tidak ada komentar:

Posting Komentar